Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Link Bokep Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja.Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Aku hanya bengong saja. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku.“Oh, Mbak Yati, kirain siapa,” Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.“Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang,” bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh.




















