“Seharusnya aku yang bertanya.” Aku meringis. Lalu menjalar ke leherku. Bokep Colmek Wajahnya sangat dekat dengan wajahku hingga aku bisa merasakan nafasnya.“Coba kulihat.” katanya pelan semakin mendekatkan wajahnya. Lembut dan memabukkan.Pria kedua yang pernah kucium dalam hidupku. Ia sesekali membisikkan kata-kata yang memabukkan ditelingaku sambil mencumbuinya. Lidahnya meliuk-liuk piawai. “Ngapain nyium aku seperti itu?”Dia mendekatkan wajahnya..“Bukankah kamu juga mau?” katanya berbisik. Sepanjang jalan kami banyak bercerita, atau lebih tepatnya aku yang lebih banyak bercerita, Terutama tentang aku dan teman SLTA-ku yang bernama Opay. Fung lebih merapatkan dirinya kepadaku, menekankan kejantanannya yang sudah sekeras baja ke perutku. Selama perjalanan pulang dia tidak berbicara sepatah katapun.Demikian juga dengan diriku. Begitu membingungkan.




















