Namun aku meminta sesi pijat selanjutnya tak aku jalani di klub, melainkan di rumah, dan yang melayaniku tetap si Toni dan Imam. Bukan milik suamiku. Bokep Mama Aku tak ingat jam berapa aku tidur. Aku bangun. Kemudian tangannya naik ke pantatku.“Ah!…”, tidak!, aku mendesah. Tapi itu bisa kita atasi bersama kok bu.”, akhirnya si rambut hitam bicara. Aku kembali baring. Apalagi brewoknya yang tipis. Dari bagian atas, ia lanjut memijat samping susuku, kemudian bagian bawah susuku.“Bra-nya dilepas saja ya bu.”. Dan kalau ibu memerlukan saya, bisa telepon resepsionis dengan menekan nomor nol di telepon di lorong. Oh tidak, aku takut hamil.Selesai mereka menuntaskan birahi mereka, mereka membaringkanku di dipan pemijatan. Lebih daripada milik suamiku. Ibu nikmati saja.”Aku yang telah kepalang tanggun, akhirnya menerima saja.Aku kembali baring. Aku mulai terlena dan mendesah sesekali. Namun keduanya masih mengerjai vagina dan pantatku. Dan, oh Tuhan.
