“Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin.Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Bokep Live Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. “Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku. Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. “Ah, betapa manisnya wajah istriku ketika sedang kegirangan… kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.******Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku.




















