Sumber Alam. Bokeb Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Semakin cepat. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Ternyata dia mendengar. Penisku tetap tegang luar biasa. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Aku memandangnya.Matanya terpejam. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Tetap memejamkan matanya.Aku makin berani. Menanti elusannya.Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Pelan dan sedikit menekan. Kemudian jariku kugerakkan. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku tidak sabar. Sangat merangsang. Oooh, aku semakin terangsang.Ibu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut.




















