Biar aku nebus dosaku ke kamu, Denok.”“Juragan…” saya cuma bisa bilang itu karena masih lemah, sambil berusaha senyum. Juragan berdiri di depan saya, mengamati sekujur tubuh saya. Bokep Colmek Tapi ada yang lain…sekarang, kapan saja saya perlu uang, saya nggak lagi segan-segan menawarkan badan saya kepada laki-laki. Itu jadi kenangan penting buat kami, waktu Juragan didatangi seorang penari jalanan. Saya juga jadi tahu bahwa dulu, sewaktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah kepincut seorang penari juga. Gede sekali badannya, kalau dilihat di atas pasti saya ketutupan.“Eh!?” pekik saya waktu tangan Juragan yang besar menggenggam tetek saya.“Wooh, Denok, empuk ya susumu,” kata Juragan. Rasanya ada sesuatu yang mau keluar dari dalam badan saya… Saya takut. Saya sontak mundur, tapi tangan Juragan lantas memegang pundak saya.“Jangan takut, Denok…” katanya.Juragan juga memegang paha saya yang masih sebagian tertutup kain batik.




















