Ia memperkenalkan namamanya Hamid. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaku.“Maafkan aku dik Nastiti, aku khilaf, aku telah lama tidak merasakan seperti ini sehingga aku khilaf. Bokep Korea Kejadian ini memukul perasaanku. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaku. Aku setuju atas tawaran itu dan Pak Hamid akan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang. Ooohhh…….aahhh ……….. Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tetahan. Aku tetap menangis sambil menutup muka dengan kedua tanganku. Tapi aku tahu semua itu hanya kamuflase, seperti dalam pengakuannya lewat telepon, mantan suamiku menetap di Sydney agar dapat memperoleh kebebasan menjadi Gay. Persasaan nikmat dan merinding menjalar dalam tubuhku. Bahkan pergi ke tempat penyelaman sering hanya dilakukan kami berdua, aku dan pak Hamid. Sambil memerika, kami berdua terlihat pembicaraan ringan, mulai dari sekolah sampai hobi. Pak Hamid tertunduk duduk dibangku menjauhi aku. Aku memejamkan mata sambil merebahkan kepalaku




















