Dan mengomeliku karena tidak pernah menghubungiku lagi sejak perpisahanku dengan Enni. Kamu tidur..? Bokep Tante Kuangkat sisi tubuhku, memeluk belakang lehernya dengan telapak tanganku. jangan, Ray..” Ahh, betapa aku merindukan setiap gadis yang merintih seperti itu di dekapanku. “Kamu harus mau menjadi pacarku.”
Aih, jadi ini masalahnya. Hah? Kamu tidur..? Anganku melayang, kujatuhkan tubuhku di tempat tidur, menunggu reaksi obat bekerja. Ah.. “Nia? Gila, aku tahu kamu protes atas ucapanku, hahahaha. “Ahh.. “Ahh.. “Kamu ada masalah apalagi dengan Enni?”
“Biasa, sifat kekanak-kanakannya belum mau hilang.”
“Ya sudahlah, tadi dia nangis telpon aku..”
“Lalu? “Hhh.. “Ahkk..”
Tanganku mencengkeram pahanya, berusaha menahan spermaku yang hampir keluar. “Oke,” katanya. Tamparan itu telak mengenai pipiku, membuat pengaruh obat di kepalaku sejenak berkurang. iya deh, tapi jangan berantem terus.”
Pikiranku sedikit melayang. Kulihat pandangan matanya yang sayu, melihat anggukan kecilnya.










