Aku langsung dekap tubuhnya, kucium bibirnya, mesra sekali. Bokep Montok Ternyata dia mau juga. Besoknya kutelepon lagi, yang mengangkat cewek (yang kemarin kali ya?). Tapi sekali lagi dia hanya diam dan dengan matanya yang coklat menatapku penuh arti, yang artinya aku juga nggak tahu. Sebagai seorang laki-laki, kadang-kadang aku berpikir bahwa suatu saat nanti aku perlu pendamping. Lebih lega dan lebih nyaman. sayang sekali kalau belum-belum aku sudah nakal, bisa-bisa dia mabur duluan. Ternyata dia mau juga. CD-nya sudah kelihatan sebagian, tipis, warnanya cream juga. Setiabudi terus belok kiri, sampailah aku di cafe “The Peak”. Kembali lagi kuciumi susunya sambil terus ke bawah, ke perutnya, di situ kucupang habis-habisan. Waktu itu BH-nya belum kubuka, seksi sekali dia dalam keadaan begini. Karena tempat di sofa kurang lebar, akhirnya kuminta dia pindah ke karpet/permadani di bawah.




















