Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aqu sama sekali tak bisa apa-apa.“Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Namun aqu hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulaqukan. Bokep Jepang Dan juga anak terakhir. Bahkan kepalaqu terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Aqu coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.“Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.“Mau apa ke kamar?”, tanyaqu tak mengerti.“Sudah jangan banyak tanya. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat.




















