Seiring dengan goyangan tubuhnya, Iswani mendesah-desah, “Ssh.. Bokep HD Tok, mmh..”. Mbak.. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. “Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi. “Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. Mbak..”. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok.“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya. Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku. “Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yang akan kuhadapi besok.“Mmm.. “Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam.




















