Dengan posisi membungkuk, dia mengamati wajahku dengan teliti. Benar saja, aku melihat Erik berbenah memberesi bajunya dan bergerak menuju pintu. Bokep Tobrut Erik mulai tidak sabar, dan dia memasukkannya dengan kasar. Aku tidak mau kehilangan lagi orang yang kusayangi. Maria” Erik melemparkan senyum yang berbeda dari kemarin. Tersenyum Erik mengecup kepalaku sambil mengelusnya. Dia memandangiku yang masih berlinang air mata. “Ayo bangun, cepat mandi, pakai pakaian terbaik kalian, setelah itu kalian harus berkumpul di aula. Hanya sisa-sisa gaunku-lah yang masih menyembunyikan bagian-bagian tubuhku sedikit. ‘Senjata’nya sudah memasuki diriku seutuhnya dan sakit yang kurasakan itu sedikit aneh, ada kenikmatan di dalamnya. Aku tidak percaya bahwa aku menyaksikan itu semua.




















