Aku sedikit menyesal. Bokep Barat Dengan alasan lapar, aku menyusul dia keluar. Sepertinya paling tak meminta teman-teman aku menunggu di mobil, jadi kami bisa bergantian.“Pet, Jeb, dan Hendi gimana kalau kalian menunggu di bawah?” tanya aku.“Tentu kalau room boynya udah pergi,” kata aku lagi.“Nggak mau ah…” ternyata si Diah yg menjawab.“Aing mau kalian semuanya berada di kamar ini!” kata Diah.“Ente kuat emangnya…?” pancing si Hendi.“Emangnya ente sendiri kuat?” jawab si Diah menantang.Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Ternyata prinsip Bhineka Tunggal Ika berlaku juga di sini. Si Peter sendiri masih belum menyadari apa yg terjadi. Kami mempersilakan dia duduk di depan, di samping Peter yg menyetir mobil. Di ruangan pertama terdapat cafetaria atau semacam restoran. Ruangan karaoke tersebut cukup luas, terdapat sofa yg besar dan di dekat pintu masuk ruangan tersebut aku memperhatikan ada toilet yg cukup bonafide.




















