“AHHHHH…”desah Vinca keenakan begitu gua menyodok memeknya. Bokeb Tangan Vinca secara refleks langsung dikaitkan ke leher gua supaya ga jatuh. “Kayaknya lu ga bisa dibilangin. “Ampun om. Hahaha.” Kata gua mengingatkan Vinca akan tingkah cabulnya. “Tau aja mau om. Begitu gua melihat ke arah Vinca, gua melihat Vinca yang bangkit berdiri dan memperhatikan Nana yang dengan nikmatnya melumat lobang pantat gua. Enak banget Vin.Cocok banget kamu jadi lonte. Jari gua mulai memainkan tonjolan kecil yang ada didalamnya dan membuat Vinca mendesah keenakan. Nana masih belum menelan peju gua padahal biasanya Nana akan langsung menelan peju gua. Tangan gua mulai memegang toketnya yang besar. Kalau engga mungkin papa udah ga ada.” Kata gua. “Si…siap.” kata gua menyiapkan hati karena gua tau betul betapa liarnya ulekan Nana.Begitu mendapatkan jawaban, Nana langsung menggoyangkan pinggulnya dengan liar.











