Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .“Efi, Efi. Bokep Indo Terbaru Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.




















