Kini ia pindah ke paha,agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Bokep Thailand Benarkankesempatan itu lewat. Kring..! katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Aku masih di atas angkot.Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.Masih menutupi diri dengan tabloid. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh,42 hore aku turun. Aku tidak dapat lagimemandanginya.Kantorku sudah terlewat. Ke bawah: Tidak. Dadaku tibatiba berdegupdegup.Bang, Bang kiri Bang..!Semua penumpang menoleh ke arahku. Ke bawah: Tidak. Karena itulah, tidakakan hadir kesempatan ketiga. Tapi eh.., seorang penumpang pakaikaos oblong, mati aku. kata wanita setengah baya itu.Aku tengkurap. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.Dari atas: Turun. suara itu lagi, suara wanita setengahbaya yang kali ini karena mendung tidak lagi adakeringat di lehernya. Angin meneroboskencang hingga seseorang yang membaca tabloidmenutupi wajahnya terganggu.Mas Tut.. Atau maugunting? Palingtidak aku dapat melihat leher yang basah keringatkarena kepayahan memijat. Untung ada tissue yang










