“Cari kerja”, sahutku tetap polos. Saya cuma menolong saja. Bokep Asia Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.Seperti seorang ahli mesin saja, aku coba melihat-lihat dan memeriksa segala kemungkinan yang membuat mesin mobil ini tidak mau hidup. Kemewahan memang tidak selamanya bisa dinikmati. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Karena sudah basah oleh keringat. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Tapi memang pantas. Tapi memang Nyonya memintaku untuk masuk ke dalam kamarnya. Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Sehigga tubuhnya tetap ramping, padat dan berisi.




















