Nia mengangkat kepalanya dan memandang ke bawah. Bokep Live mmhh.. “Ray.. Ahh, nikmatnya. Ah, aku sendiri heran, mengapa perpisahan yang kali ini membuatku sedikit sakit hati. bagaimana yah?” Nia terlihat bingung, matanya menatap jendela, melihat pepohonan yang seakan berlari. Ah, lumayan segar. hh..” kubekap mulutnya dengan bibirku, nafasku mulai terengah-engah oleh nafsuku sendiri. “Yah, baik-baik saja. “Ray..” mendadak (seperti wanita pada umumnya) Nia menekan bahuku menjauh. Namun, aku lebih memilih untuk memutar tubuhku, mengangkat punggungku sekuat tenaga sehingga dapat menyentuh bibirnya dengan bibirku. “Aaahh..” kurasakan nikmatnya saat tangannya menempel dan menggenggam batang kemaluanku. “Ah.. ah.. “Ah.. Nikmat! ah.. Mendadak saat itu aku ingin menelepon Enni dan meminta maaf.—————————————“Ray..?” “Ah, sorrie..” sahutku cepat. sori aku sedikit emosi.”
“Hmm..




















