Kuku Dinda pun menancap di punggung Jajang, ekspresi pelampiasan dari rasa sakit yang teramat sangat. Bokep Colmek tadi diem-diem aja ? “non Dinda suka kita entotin ?”. “mm..bau…”. “ooohhhh !! Wajah Dinda semakin merah saat dia melebarkan kedua pahanya, dia malu karena merasa memberi izin kepada supirnya itu untuk bisa mengakses selangkangannya dengan lebih leluasa. Benar-benar lelah sekali rasanya, seperti habis lari 10 km, perasaan Dinda. “iyaa..”, jawab Dinda sambil tersenyum. Kini Dinda duduk di atas selangkangan Jajang. “non…Pak Sardi mulai yaa..”, bisik Sardi sambil terus menciumi tengkuk leher Dinda. “hhmmmm eemmmmhhh Paaaakhhhh”, lirih Dinda. “iya, non. Kedua kaki Dinda semakin kencang menjepit kepala Jajang dan tetap berusaha mendorong kepala Jajang. AAAAKHHHHH !!!! Desahan mereka berdua saling bersahut-sahutan, mereka berdua bermandikan keringat mereka masing-masing. Berbeda sekali, hawa kamar mandi dengan hawa kamarnya. Melihat saja belum pernah, apalagi mengocok 2 penis sekaligus seperti sekarang,




















