Tidak melorot sih sebenarnya. Bokep Montok Jantungku berdebar sangat keras.“Buka,” bisikku lirih. Kemudian menekannya. Dada itu benar-benar lembut. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Aku tidak tahan ……Sekarang posisiku berubah. Semua orang tampaknya sudah terlelap. Ah, peduli amat.Aku kembali menutup mataku. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Penuh kemenangan. Aku membuka mataku. Sialan. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Hari ini aku pulang ke Jogja, ke tempat kelahiranku untuk bertemu dengan keluarga.Hidupku sungguh sempurna. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.Dia memandang ke bawah tubuhku.
